Setidaknya bukan aku yang mencintai lalu kemudian melukai dan menodai.
Setidaknya bukan aku yang menimpa kepercayaan dengan ketidakjujuran dan omong kosong belaka.
Setidaknya bukan aku yang mengatakan tak akan pergi ke mana-mana dan akan selalu ada lalu hilang entah ke mana.
Setidaknya bukan aku yang selalu mencoba melarikan diri dari masalah-masalah yang ada.
Setidaknya bukan aku yang lebih dulu mencoba memiliki lalu pergi tak tahu diri.
Setidaknya bukan aku yang sangat berjuang masuk dalam hidupmu lalu berusaha keluar dengan mudah.
Setidaknya bukan aku yang mengucap janji manis lalu kemudian mengingkari.
Setidaknya bukan aku yang menimpa kepercayaan dengan ketidakjujuran.
Setidaknya bukan aku yang dengan mudah melupakan semuanya yang telah kita bangun bersama selama ini.
Setidaknya bukan aku yang bilang rindu lalu membuat segalanya menjadi pilu.
Setidaknya bukan aku yang mengangankan masa depan lalu membuat kita kehilangan jalan pulang.
Setidaknya bukan aku yang mengatakan: aku menyayangimu - lalu menaburkan duka dan luka mendalam setelahnya.
Setidaknya bukan aku yang tiba-tiba datang lalu bertingkah seperti seseorang yang hilang ingatan. Setidaknya bukan aku yang berbicara manis lalu membisu dalam kepahitan yang berkepanjangan.
Setidaknya bukan aku yang menelan ludahku sendiri dan pergi tanpa penjelasan.
Setidaknya bukan aku yang mengingat 1 luka di atas ribuan kebaikan.
Setidaknya bukan aku yang dengan mudah berpaling dan dengan mudah pula mengatakan tak ada yang abadi.
Setidaknya bukan aku yang menghancurkan jalanku sendiri diatas perjuangan yang dibangun dan di raih bersama.
Setidaknya bukan aku yang egois demi kebahagiaanku sendiri dan membuat orang yang mengasihiku sakit hati.
Setidaknya bukan aku yang pergi tanpa penjelasan dan tidak peduli dengan semua orang yang percaya padaku.
Setidaknya bukan aku yang mengatakan akan selalu peduli lalu berpindah hati secepat mungkin.
Setidaknya bukan aku yang menyalahkan perasaan karena semua yang telah terjadi.
Setidaknya bukan aku yang mengucapkan ayat-ayat Tuhan lalu berperilaku seperti setan.
Setidaknya aku tidak melukai karena aku sadar luka itu menyakitkan.
Kamulah yang berdiri di situ, di posisi yang tidak pernah aku inginkan.
Tetapi jangan lupa kalau aku juga tetap ikut menelan setiap bagiannya, karena tidak ada patah hati yang dilewati oleh sebagian hati.
Jangan lupa bahwa aku sangat berusaha untuk bangkit dan dengan mudahnya kamu menghancurkan pondasi semangatku.
Saat kamu mengingkari, maka aku akan ikut tersakiti.
Saat kamu yang memilih untuk berlaku salah, maka aku akan ikut merasakan lelah.
Saat kamu memilih untuk berubah, maka aku yang akan merasakan dampaknya.
Saat kamu memilih untuk berhenti mencintai, maka hidupku seketikapun ikut berhenti berputar.
Walau aku tak ingin merasakannya, mereka tetap memelukku tanpa jeda.
Walau aku ingin melupakannya, mereka tetap datang dan tak pernah bisa pergi.
Memang aku yang menyayangimu dengan sungguh-sungguh dan kamu sekarang tidak memedulikannya.
Memang aku yang memilih memercayaimu dengan seutuhnya percaya dan kamu tidak pernah memintanya.
Namun, apakah kamu tidak pernah punya keberanian untuk mengakhiri semua ini dengan lebih bijaksana dan dengan kejujuran?
Apakah kamu tidak pernah punya keberanian untuk menjadi seorang pria dan bukan hanya menjadi seorang laki-laki?
Tanpa perlu menghilang.
Tanpa perlu dengan sengaja menghapusku diam-diam.
Tanpa perlu berbohong dengan semua kata-kata manis yang terucap.
Tanpa perlu membuat kita menjadi dua orang yang tidak lagi saling menyapa.
Tanpa perlu membuat rindu menjadi sesuatu yang begitu berat untuk dihadapi.
Tanpa perlu membuat luka kehilangan dan keinginannya untuk terlupa.
Tanpa perlu membuat sesal menjadi sesuatu yang tak juga usai.
Tanpa perlu membuat benci menjadi pelarian dari cinta yang tiba-tiba kehilangan rumahnya.
Tanpa perlu membunuh karakter seseorang secara perlahan.
Tanpa perlu melukai semua hati yang peduli.
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang begitu menyakitkan untuk diingat.
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang begitu sulit untuk dilupakan.
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang terlalu kurindu hingga sesak dadaku.
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang terlupa karena pada akhirnya aku lelah untuk berdoa.
Aku tak pernah ingin membencimu karena aku tidak punya pilihan lain untuk mengakhiri segalanya.
Cinta memang bukanlah sesuatu yang bisa kita genggam dan serta merta kita tak akan pernah kehilangannya.
Cinta memang bukanlah sesuatu yang bisa kita percaya dan serta merta kita tak akan pernah kecewa.
Cinta punya banyak wajah, punya banyak kepentingan, punya banyak angan-angan, dan punya banyak keputusan yang mungkin tidak pernah kita bayangkan bahwa cinta mampu memilih itu.
Bukan lantas kita tak pernah pantas untuk dilukai karena luka adalah bagian dari hidup yang perlu ada untuk kita jalani.
Agar kita bisa melihat segala kebaikan dengan lebih berharga. Agar kita bisa menerima janji dengan lebih bijaksana.
Agar kita bisa melihat bahwa ia tidak pantas untuk kita.
Agar kita bisa melihat bahwa harga tidak akan menghianati rasa, dan semua yang datang dengan mudah juga akan berakhir dengan mudah.
Agar kita bisa melihat kerja Tuhan dari hukum tabur-tuai yang dilakukan seseorang.
Agar kita bisa senantiasa mencintai dengan sepenuh kejujuran, karena kita tahu bahwa kebohongan adalah wajah cinta yang paling rendah.
Kutipan di atas adalah karya mbak Falafu dari bukunya yang berjudul "Memberi Jarak pada Cinta dan Kehilangan-kehilangan yang Baik" beserta sedikit bumbu dari karyaku yang aku tuangkan di sana. Sedikit review, buku tersebut sangat memotivasi ku untuk bangkit dari keterpurukan yang sempat menghampiri sejenak. Memberi aku banyak pelajaran akan hal yang namanya cinta.
Mengajari ku bahwa cinta punya banyak muka, dan jangan lah menggenggam hati yang sudah tidak mau di genggam.
Lepaskan semua yang menghambatmu, berkumpullah bersama dengan orang-orang yang membuat mu berani, berani untuk bahagia.
A.
Setidaknya bukan aku yang menimpa kepercayaan dengan ketidakjujuran dan omong kosong belaka.
Setidaknya bukan aku yang mengatakan tak akan pergi ke mana-mana dan akan selalu ada lalu hilang entah ke mana.
Setidaknya bukan aku yang selalu mencoba melarikan diri dari masalah-masalah yang ada.
Setidaknya bukan aku yang lebih dulu mencoba memiliki lalu pergi tak tahu diri.
Setidaknya bukan aku yang sangat berjuang masuk dalam hidupmu lalu berusaha keluar dengan mudah.
Setidaknya bukan aku yang mengucap janji manis lalu kemudian mengingkari.
Setidaknya bukan aku yang menimpa kepercayaan dengan ketidakjujuran.
Setidaknya bukan aku yang dengan mudah melupakan semuanya yang telah kita bangun bersama selama ini.
Setidaknya bukan aku yang bilang rindu lalu membuat segalanya menjadi pilu.
Setidaknya bukan aku yang mengangankan masa depan lalu membuat kita kehilangan jalan pulang.
Setidaknya bukan aku yang mengatakan: aku menyayangimu - lalu menaburkan duka dan luka mendalam setelahnya.
Setidaknya bukan aku yang tiba-tiba datang lalu bertingkah seperti seseorang yang hilang ingatan. Setidaknya bukan aku yang berbicara manis lalu membisu dalam kepahitan yang berkepanjangan.
Setidaknya bukan aku yang menelan ludahku sendiri dan pergi tanpa penjelasan.
Setidaknya bukan aku yang mengingat 1 luka di atas ribuan kebaikan.
Setidaknya bukan aku yang dengan mudah berpaling dan dengan mudah pula mengatakan tak ada yang abadi.
Setidaknya bukan aku yang menghancurkan jalanku sendiri diatas perjuangan yang dibangun dan di raih bersama.
Setidaknya bukan aku yang egois demi kebahagiaanku sendiri dan membuat orang yang mengasihiku sakit hati.
Setidaknya bukan aku yang pergi tanpa penjelasan dan tidak peduli dengan semua orang yang percaya padaku.
Setidaknya bukan aku yang mengatakan akan selalu peduli lalu berpindah hati secepat mungkin.
Setidaknya bukan aku yang menyalahkan perasaan karena semua yang telah terjadi.
Setidaknya bukan aku yang mengucapkan ayat-ayat Tuhan lalu berperilaku seperti setan.
Setidaknya aku tidak melukai karena aku sadar luka itu menyakitkan.
Kamulah yang berdiri di situ, di posisi yang tidak pernah aku inginkan.
Tetapi jangan lupa kalau aku juga tetap ikut menelan setiap bagiannya, karena tidak ada patah hati yang dilewati oleh sebagian hati.
Jangan lupa bahwa aku sangat berusaha untuk bangkit dan dengan mudahnya kamu menghancurkan pondasi semangatku.
Saat kamu mengingkari, maka aku akan ikut tersakiti.
Saat kamu yang memilih untuk berlaku salah, maka aku akan ikut merasakan lelah.
Saat kamu memilih untuk berubah, maka aku yang akan merasakan dampaknya.
Saat kamu memilih untuk berhenti mencintai, maka hidupku seketikapun ikut berhenti berputar.
Walau aku tak ingin merasakannya, mereka tetap memelukku tanpa jeda.
Walau aku ingin melupakannya, mereka tetap datang dan tak pernah bisa pergi.
Memang aku yang menyayangimu dengan sungguh-sungguh dan kamu sekarang tidak memedulikannya.
Memang aku yang memilih memercayaimu dengan seutuhnya percaya dan kamu tidak pernah memintanya.
Namun, apakah kamu tidak pernah punya keberanian untuk mengakhiri semua ini dengan lebih bijaksana dan dengan kejujuran?
Apakah kamu tidak pernah punya keberanian untuk menjadi seorang pria dan bukan hanya menjadi seorang laki-laki?
Tanpa perlu menghilang.
Tanpa perlu dengan sengaja menghapusku diam-diam.
Tanpa perlu berbohong dengan semua kata-kata manis yang terucap.
Tanpa perlu membuat kita menjadi dua orang yang tidak lagi saling menyapa.
Tanpa perlu membuat rindu menjadi sesuatu yang begitu berat untuk dihadapi.
Tanpa perlu membuat luka kehilangan dan keinginannya untuk terlupa.
Tanpa perlu membuat sesal menjadi sesuatu yang tak juga usai.
Tanpa perlu membuat benci menjadi pelarian dari cinta yang tiba-tiba kehilangan rumahnya.
Tanpa perlu membunuh karakter seseorang secara perlahan.
Tanpa perlu melukai semua hati yang peduli.
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang begitu menyakitkan untuk diingat.
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang begitu sulit untuk dilupakan.
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang terlalu kurindu hingga sesak dadaku.
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang terlupa karena pada akhirnya aku lelah untuk berdoa.
Aku tak pernah ingin membencimu karena aku tidak punya pilihan lain untuk mengakhiri segalanya.
Cinta memang bukanlah sesuatu yang bisa kita genggam dan serta merta kita tak akan pernah kehilangannya.
Cinta memang bukanlah sesuatu yang bisa kita percaya dan serta merta kita tak akan pernah kecewa.
Cinta punya banyak wajah, punya banyak kepentingan, punya banyak angan-angan, dan punya banyak keputusan yang mungkin tidak pernah kita bayangkan bahwa cinta mampu memilih itu.
Bukan lantas kita tak pernah pantas untuk dilukai karena luka adalah bagian dari hidup yang perlu ada untuk kita jalani.
Agar kita bisa melihat segala kebaikan dengan lebih berharga. Agar kita bisa menerima janji dengan lebih bijaksana.
Agar kita bisa melihat bahwa ia tidak pantas untuk kita.
Agar kita bisa melihat bahwa harga tidak akan menghianati rasa, dan semua yang datang dengan mudah juga akan berakhir dengan mudah.
Agar kita bisa melihat kerja Tuhan dari hukum tabur-tuai yang dilakukan seseorang.
Agar kita bisa senantiasa mencintai dengan sepenuh kejujuran, karena kita tahu bahwa kebohongan adalah wajah cinta yang paling rendah.
***
Kutipan di atas adalah karya mbak Falafu dari bukunya yang berjudul "Memberi Jarak pada Cinta dan Kehilangan-kehilangan yang Baik" beserta sedikit bumbu dari karyaku yang aku tuangkan di sana. Sedikit review, buku tersebut sangat memotivasi ku untuk bangkit dari keterpurukan yang sempat menghampiri sejenak. Memberi aku banyak pelajaran akan hal yang namanya cinta.
Mengajari ku bahwa cinta punya banyak muka, dan jangan lah menggenggam hati yang sudah tidak mau di genggam.
Lepaskan semua yang menghambatmu, berkumpullah bersama dengan orang-orang yang membuat mu berani, berani untuk bahagia.
A.
Komentar
Posting Komentar